Senin, 29 Oktober 2012

AKULTURASI DAN RELASI INTERKULTURAL

Budaya merupakan salah satu unsur dasar dalam kehidupan social. Budaya mempunyai peranan penting dalam membentuk pola berpikir dan pola pergaulan dalam masyarakat, yang berarti juga membentuk kepribadian dan pola piker masyarakat tertentu. Budaya mencakup perbuatan atau aktivitas sehari-hari yang dilakukan oleh suatu individu maupun masyarakat, pola berpikir mereka, kepercayaan, dan ideology yang mereka anut.
Tentu saja pada kenyataannya budaya antara satu masyarakat dengan masyarakat lainnya berbeda, terlepas dari perbedaan karakter masing-masing kelompok masyarakat ataupun kebiasaan mereka. Realitas yang multi budaya ini dapat kita jumpai di negara-negara dengan komposisi penduduk yang terdiri dari berbagai etnis, seperti Indonesia, Uni Soviet (sekarang, Rusia), Yugoslavia (sekarang terpecah menjadi beberapa Negara) dan lain-lainnya. Kondisi Negara dengan komposisi multi budaya rentan terhadap konflik dan kesenjangan social. Memang banyak factor yang menyebabkan terjadinya berbagai konflik tersebut, akan tetapi sebagai salah satu unsur dasar dalam kehidupan social, budaya mempunyai peranan besar dalam memicu konflik.

Pengertian Akulturasi 

Adanya perbedaan beberapa aspek dalam kehidupan kelompok-kelompok masyarakat, dewasa ini masyarakat pun mulai mampu menjadikan perbedaan dipandang dari sisi positif sebagai bentuk gambaran bahwa keragaman budaya adalah kekayaan bangsa. Kemudian kelompok-kelompok masyarakat mulai juga telah memahami istilah akulturasi. Pada umumnya, akulturasi diartikan sebagai percampuran dua kebudayaan atau lebih yang saling bertemu dan saling mempengaruhi. suatu proses sosial yang timbul manakala suatu kelompok manusia dengan kebudayaan tertentu dihadapkan dengan unsur dari suatu kebudayaan asing. Kebudayaan asing itu lambat laun diterima dan diolah ke dalam kebudayaannya sendiri tanpa menyebabkan hilangnya unsur kebudayaan kelompok itu sendiri.

Pengertian Interkultural

didalam buku “Intercultural Communication: A Reader” dinyatakan bahwa komunikasi antar budaya (intercultural communication) terjadi apabila sebuah pesan (message) yang harus dimengerti dihasilkan oleh anggota dari budaya tertentu untuk konsumsi anggota dari budaya yang lain (Samovar & Porter, 1994, p. 19).

Komunikasi antarbudaya adalah komunikasi yang terjadi di antara orang-orang yang memiliki kebudayaan yang berbeda (bisa beda ras, etnik, atau sosioekonomi, atau gabungan dari semua perbedaan ini. Menurut Stewart L. Tubbs,komunikasi antarbudaya adalah komunikasi antara orang-orang yang berbeda budaya (baik dalam arti ras, etnik, atau perbedaan-perbedaan sosio ekonomi).Kebudayaan adalah cara hidup yang berkembang dan dianut oleh sekelompok orang serta berlangsung dari generasi ke generasi.

Hamid Mowlana juga menyebutkan bahwa interkultural sebagaihuman flow across national boundaries. Misalnya; dalam keterlibatan suatu konfrensi internasional dimana bangsa-bangsa dari berbagai negara berkumpul dan berkomunikasi satu sama lain.

Sedangkan menurut Fred E. Jandt mengartikan interkultural sebagai interaksi tatap muka di antara orang-orang yang berbeda budayanya.
Guo-Ming Chen dan William J. Sartosa juga menambahkan bahwa interkultural adalah proses negosiasi atau pertukaran sistem simbolik yang membimbing perilaku manusia dan membatasi mereka dalam menjalankan fungsinya sebagai kelompok.

Minggu, 14 Oktober 2012

Tranmisi Budaya dan Biologis Serta Awal Perkembangan dan Pengasuhan


TRANSMISI BUDAYA
Transmisi budaya merupakan kegiatan pengiriman atau penyebaran pesan dari generasi yang satu ke generasi yang lain tentang sesuatu yang sudah menjadi kebiasaan dan sulit diubah. Transmisi budaya adalah cara sekelompok orang atau hewan dalam suatu masyarakat atau budaya cenderung untuk belajar dan menyampaikan informasi baru.

Bentuk-bentuk Transmisi Budaya

Akulturasi
Suatu proses sosial yang timbul manakala suatu kelompok manusia dengan kebudayaan tertentu dihadapkan dengan unsur dari suatu kebudayaan asing. Kebudayaan asing itu lambat laun diterima dan diolah ke dalam kebudayaannya sendiri tanpa menyebabkan hilangnya unsur kebudayaan kelompok itu sendiri.
akulturasi mengacu pada proses dimana kultur diperbaiki dan dimodifikasi melalui kontak ata pemaparan langsung dengan kultur yang lain. Sebagai contoh, apabila ada sekelompok imigran yang kemudian menetap di Amerika Serikat (kultur tan rumah), maka kultur mereka sendiri akan dipengaruhi oleh kultur Tuan rumah ini. Lama kelamaan, nilai, dan cara berperilaku serta kepercayaan dari kultur tuan rumah ini akan menjadi bagian dari kultur tuan rumah akan menjadi bagian dari kultur kelompok imigran itu. Pada waktu yang sama, kultur tuan rumah pun ikut berubah.

Enkulturasi
Enkulturasi adalah Proses penerusan kebudayaan dari generasi yang satu kepada generasi berikutnya selama hidup seseorang individu dimulai dari insttitusi keluarga terutama tokoh ibu.
Enkulturasi mengacu pada proses dengan mana kultur ditransmisikan dari generasi satu ke generasi selanjutnya. Kita mempelajari budaya, bukan mewarisinya. Kultur ditransmisikan melalui proses belajar, bukan dengan gen. Orang tua, teman-teman, lembaga sekolah, dan pemerintahan adalah guru utama di bidang kultur. Dan enkulturasi terjadi melaui mereka.

Sosialisasi
Sebuah proses penanaman atau transfer kebiasaan atau nilai dan aturan dari satu generasi ke generasi lainnya dalam sebuah kelompok atau masyarakat. Sejumlah sosiolog menyebut sosialisasi sebagai teori mengenai peranan (role theory).

Pengaruh terhadap perkembangan psikologi individu
1. Pengaruh Akulturasi terhadap perkembangan psikologi individu
Akulturasi mempengaruhi perkembangan psikologi individu melalui suatu proses sosial yang timbul ketika suatu kelompok manusia dengan kebudayaan tertentu dihadapkan dengan unsur dari suatu kebudayaan asing. 
2. Pengaruh Enkulturasi terhadap perkembangan psikologi individu
perkembangan seseorang untuk tumbuh kembang dipengaruhi oleh proses kultur atau budaya yang di transmisikan dari satu generasi ke generasi selanjutnya dengan proses belajar.
3. Pengaruh Sosialisasi terhadap perkembangan psikologi individu
sosialisasi mempengaruhi peranan seorang individu dalam suatu kelompok masyarakat.

Awal masa perkembangan dan pola kelekatan pada ibu atau pengasuh
Kesamaan dan perbedaan antar budaya dalam hal transmisi budaya mempengaruhi pola perkembangan seorang anak, jika seorang anak sedari dini lebih banyak menghabiskan waktunya bersama pengasuh maka kelekatan antara seorang anak dan ibu tersebut kurang daripada seorang anak yang banyak menghabiskan waktunya bersama dengan ibu nya. Hal ini dikarenakan intensitas pertemuan dan melakukan kegiatan bersama, anak lebih sering dilakukan dengan pengasuh dan bukan orang tuanya sendiri. Perkembangan yang terjadi pada anak yang diasuh oleh para pengasuh tersebut juga akan berbeda dibanding dengan perkembangan anak pada masyarakat biasa.





sumber: 


Pengertian dan tujuan dari Psikologi Lintas Budaya

Psikologi Lintas Budaya ialah kajian mengenai persamaan dan perbedaan dalam fungsi individu secara psikologis, dalam berbagai budaya dan kelompok etnik; mengenai hubungan-hubungan di antara ubahan psikologis dan sosio-budaya, ekologis, dan ubahan biologis; serta mengenai perubahan-perubahan yang berlangsung dalam ubahan-ubahan tersebut. Psikologi Lintas Budaya adalah kajian ilmiah mengenai perilaku manuasia dan penyebarannya, sekaligus memperhitungkan cara perilaku itu dibentuk dan dipengaruhi oleh kekuatan-kekuatan sosial budaya (Segall, Dasen, dan Poortinga (1990) ). Menurut Triandis, Malpass, dan Davidson (1972) psikologi lintas budaya mencakup kajian suatu pokok persoalan yang bersumber dari dua budaya atau lebih, dengan menggunakan metode pengukuran yang ekuivalen, untuk menentukan batas-batas yang dapat menjadi pijakan teori psikologi umum dan jenis modifikasi teori yang diperlukan agar menjadi universal

  Tujuan Mempelajari Psikologi Lintas Budaya
Tujuan dari kajian psikologi Lintas Budaya adalah mencari persamaan dan perbedaan dalam fungsi-fungsi individu secara psikologis, dalam berbagai budaya dan kelompok etnik.

  Apa hubungan belajar Psikologi Lintas Budaya dengan displin ilmu lainnya ?
 Hubungan Psikologi Lintas Budaya dengan Sosiologi sosiologi adalah pengetahuan atau ilmu tentang sifat, perilaku dan perkembangan masyarakat. sosiologi juga bisa berarti ilmu struktur sosial, proses sosial dan perubahannya. Jadi hubungan Psikologi lintas budaya dengan ilmu sosiologi adalah melihat perubahan perilaku individu secara psikologis dalam berbagai budaya dan kelompok etnik.

  Beda Psikologi Indigenous,Psikologi Budaya & Antropologi?
 a. Psikologi Indigenous
 indigenous psychology adalam kajian ilmiah mengenai perilaku dan mental manusia yang bersifat pribumi, tidak dibawa dari daerah lain, dan didesain untuk masyarakatnya sendiri (Kim & Berry, 1993). Pendekatan ini mendukung pembahasan mengenai pengetahuan, keahlian, kepercayaan yang dimiliki seseorang serta mengkajinya dalam bingkai kontekstual yang ada. Teori, konsep, dan metodenya dikembangkan secara indigenous disesuaikan dengan fenomena psikologi yang kontekstual. Tujuan utama dari pendekatan indigenous psychology adalah untuk menciptakan ilmu pengetahuan yang lebih teliti, sistematis, universal yang secara teoritis maupun empiris dapat dibuktikan (Kim et. al., 2006) perbedaan Psikologi lintas budaya dengan Psikologi Indigenous adalah Psikologi lintas budaya berfokus pada membicarakan isu, konsep dan metode yang dikembangkan oleh komunitas ilmiah di barat—kebanyakan Amerika Serikat dan Eropa Barat—dan yang dipelajari di timur—kebanyakan negara dunia. Sedangkan Psikologi Indigenous mencakup studi tentang isu dan konsep yang mencerminkan kebutuhan dan realitas dari budaya tertentu—dalam hal ini, tentu akan banyak upaya untuk memodifikasi instrumen guna memasukkan perspektif indigenuous atau setempat

b. Psikologi Budaya
Psikologi budaya adalah studi tentang cara tradisi budaya dan praktek sosial meregulasikan, mengekspresikan, mentransformasikan dan mengubah psike manusia. Jadi perbedaan Psikologi lintas budaya dengan Psikologi budaya adalah Psikologi lintas budaya melihat persamaan dan perbedaan dalam fungsi individu secara psikologis, dalam berbagai budaya dan kelompok etnik sedangkan Psikologi budaya melihat bagaimana budaya dapat mentransformasikan dan mengubah psike seseorang.

 c. Antropologi
Menurut Koentjaraningrat, Antropologi adalah ilmu yang mempelajari umat manusia pada umumnya dengan mempelajari aneka warna, bentuk fisik masyarakat serta kebudayaan yang dihasilkan. Jadi perbedaan Psikologi lintas budaya dengan Antropologi adalah Psikologi lintas budaya melihat persamaan dan perbedaan dalam fungsi individu secara psikologis, dalam berbagai budaya dan kelompok etnik sedangkan Antropologi melihat bagaimana manusia dalam suatu masyarakat melahirkan suatu kebudayaan.

 Sumber:
 http://cicp.psikologi.ugm.ac.id/index.php/about-cicp/wip http://id.wikipedia.org/wiki/Psikologi_lintas_budaya
 http://id.wikipedia.org/wiki/Antropologi
http://tiwipratiwi07.wordpress.com/2012/01/12/psikologi-lintas-budaya/

Rabu, 21 Maret 2012

Schizophrenia

Schizophrenia adalah gangguan mental yang ditandai dengan disintegrasi proses pemikiran dan respon emosional. Ini paling sering bermanifestasi sebagai halusinasi pendengaran, delusi paranoid atau aneh, atau bicara tidak teratur dan berpikir, dan disertai dengan disfungsi sosial atau pekerjaan yang signifikan. Timbulnya gejala biasanya terjadi pada dewasa muda, dengan prevalensi seumur hidup global sekitar 0,3-0,7%. Diagnosa didasarkan pada perilaku yang diamati dan pengalaman pasien yang dilaporkan.
Genetika, lingkungan awal, neurobiologi, dan proses psikologis dan sosial tampaknya faktor penyebab penting; beberapa obat rekreasi dan resep tampak menyebabkan atau memperburuk gejala. Penelitian saat ini difokuskan pada peran neurobiologi, tetapi pertanyaan ini tidak terisolasi satu penyebab organik tunggal. Kombinasi banyak kemungkinan gejala telah memicu perdebatan mengenai apakah diagnosis merupakan gangguan tunggal atau beberapa sindrom diskrit. Meskipun etimologi istilah dari skhizein akar Yunani (σχίζειν, "untuk split") dan phrēn, phren-(φρήν, φρεν-; "pikiran"), skizofrenia tidak menyiratkan "split pikiran" dan itu tidak sama sebagai gangguan identitas disosiatif-juga dikenal sebagai "gangguan kepribadian ganda" atau "kepribadian ganda"-kondisi dengan yang sering bingung dalam persepsi publik.
Andalan pengobatan obat antipsikotik, yang terutama bekerja dengan menekan aktivitas dopamin. Psikoterapi dan rehabilitasi kejuruan dan sosial juga penting. Dalam kasus yang lebih serius-mana ada resiko untuk perawatan diri dan lain-paksa mungkin diperlukan, walaupun tetap rumah sakit sekarang lebih pendek dan kurang sering daripada mereka.

Gangguan diperkirakan terutama untuk mempengaruhi kognisi, tetapi juga biasanya memberikan kontribusi untuk masalah kronis dengan perilaku dan emosi. Orang dengan skizofrenia cenderung memiliki tambahan (komorbiditas) kondisi, termasuk depresi mayor dan gangguan kecemasan; terjadinya penyalahgunaan zat umur hampir 50% masalah sosial, seperti pengangguran jangka panjang, kemiskinan dan tunawisma, adalah biasa. . Harapan hidup rata-rata orang dengan gangguan ini adalah 12 sampai 15 tahun kurang dari mereka yang tidak, hasil dari meningkatnya masalah kesehatan fisik dan tingkat bunuh diri yang lebih tinggi (sekitar 5%).

Tanda dan gejala
Seseorang didiagnosis dengan skizofrenia dapat mengalami halusinasi (mendengar suara-suara yang paling sering), delusi (sering aneh atau persecutory di alam), dan berpikir tidak teratur dan pidato. Yang terakhir ini dapat berkisar dari hilangnya kereta pemikiran, untuk kalimat hanya longgar tersambung dalam arti, untuk inkoherensi dikenal sebagai salah kata dalam kasus yang parah. penarikan Sosial, kecerobohan pakaian dan kebersihan, dan kehilangan motivasi dan penilaian semua umum di skizofrenia. Ada pola diamati sering kesulitan emosional, misalnya karena tidak responsif.. Penurunan kognisi sosial dikaitkan dengan skizofrenia, sebagai gejala paranoia;.. isolasi sosial sering terjadi Dalam satu subtipe biasa, orang mungkin sebagian besar bisu, tetap bergerak di postur aneh, atau agitasi menunjukkan tujuan, semua tanda-tanda catatonia.
Remaja akhir dan dewasa awal adalah periode puncak awal skizofrenia, tahun penting dalam perkembangan dewasa muda sosial dan kejuruan Pada 40% dari pria dan. 23% dari wanita yang terdiagnosis skizofrenia kondisi terwujud sebelum usia 19. Untuk meminimalkan gangguan perkembangan yang berhubungan dengan skizofrenia, banyak pekerjaan yang baru-baru ini dilakukan untuk mengidentifikasi dan mengobati prodromal (pra-onset) fase penyakit, yang telah terdeteksi hingga 30 bulan sebelum dimulainya gejala. Mereka yang terus mengembangkan skizofrenia mungkin mengalami gejala psikotik sementara atau membatasi diri dan gejala non-spesifik sosial, penarikan iritabilitas dan dysphoria selama fase prodromal.
Istilah skizofrenia diciptakan oleh Eugen Bleuler.
Psikiater Kurt Schneider (1887-1967) yang terdaftar bentuk gejala psikotik yang ia berpikir skizofrenia dibedakan dari gangguan psikotik lainnya. Ini disebut pertama-peringkat gejala atau Schneider pertama-peringkat gejala, dan mereka termasuk delusi menjadi dikontrol oleh kekuatan eksternal; keyakinan bahwa pikiran sedang dimasukkan ke dalam atau ditarik dari pikiran sadar seseorang, keyakinan bahwa pikiran seseorang sedang disiarkan ke orang lain;. dan suara-suara halusinasi pendengaran yang mengomentari pikiran seseorang atau tindakan atau yang berkomunikasi dengan suara hallucinated lain. Walaupun mereka harus turut menyumbang kriteria diagnostik saat ini, gejala kekhususan peringkat pertama telah dipertanyakan. Sebuah tinjauan dari studi diagnostik yang dilakukan antara tahun 1970 dan 2005 menemukan bahwa mereka mengijinkan bukanlah konfirmasi ulang atau penolakan terhadap klaim Schneider, dan menyarankan bahwa peringkat pertama-gejala menjadi de-ditekankan dalam revisi masa depan sistem diagnostik.

Gejala Positif dan negatif gejala
Skizofrenia sering dijelaskan dalam hal positif dan negatif (atau defisit)
Gejala gejala positif
adalah mereka yang kebanyakan orang tidak biasanya pengalaman tetapi yang hadir pada penderita skizofrenia,. Umumnya merespon dengan baik untuk obat-obatan. Mereka dapat mencakup delusi, gangguan pikiran dan pidato, dan taktil, halusinasi pendengaran, visual, penciuman dan gustatory, biasanya dianggap sebagai manifestasi psikosis. Halusinasi ini. juga biasanya terkait dengan isi tema delusional.

Gejala negatif defisit normal emosional tanggapan atau proses berpikir lain, dan merespon kurang baik terhadap pengobatan. Mereka umumnya termasuk mempengaruhi datar atau tumpul dan emosi, kemiskinan berbicara (alogia), ketidakmampuan untuk mengalami kesenangan (anhedonia), kurangnya keinginan untuk membentuk hubungan (asociality), dan kurangnya motivasi (avolition). Penelitian menunjukkan bahwa gejala negatif memberikan kontribusi lebih terhadap kualitas hidup yang buruk, cacat fungsional, dan beban pada orang lain daripada gejala positif. Orang-orang dengan gejala negatif menonjol sering memiliki sejarah penyesuaian miskin sebelum timbulnya penyakit., Dan respon terhadap obat sering terbatas.

Penyebab
Kombinasi faktor genetik dan lingkungan memainkan peran dalam perkembangan skizofrenia Orang dengan riwayat keluarga yang menderita skizofrenia. Transien atau membatasi diri psikosis memiliki kesempatan 20-40% dari satu tahun didiagnosa kemudian.

Genetik
Estimasi heritabilitas bervariasi karena kesulitan dalam memisahkan efek genetika dan lingkungan. Risiko terbesar untuk mengembangkan skizofrenia adalah memiliki relatif tingkat pertama dengan penyakit tersebut (risiko 6,5%);. Lebih dari 40% dari monozigotik kembar dari mereka dengan skizofrenia juga dipengaruhi. Hal ini mungkin bahwa banyak gen yang terlibat, masing-masing efek kecil.

Lingkungan
Faktor lingkungan yang terkait dengan perkembangan skizofrenia meliputi stressor kehamilan, lingkungan hidup, dan penggunaan narkoba. Parenting style tampaknya tidak berpengaruh, meskipun orang dengan orang tua mendukung lebih baik dibandingkan dengan orang tua yang kritis Hidup. dalam lingkungan perkotaan selama masa kanak-kanak atau sebagai orang dewasa secara konsisten telah ditemukan untuk meningkatkan risiko skizofrenia dengan faktor dua, bahkan setelah mempertimbangkan menggunakan account narkoba, kelompok etnis, dan ukuran kelompok sosial.
Faktor lain yang memainkan peran penting termasuk isolasi sosial dan imigrasi yang berkaitan dengan kesulitan sosial, diskriminasi rasial, disfungsi keluarga, pengangguran, dan kondisi perumahan yang buruk.

Penyalahgunaan Zat/Obat-obatan
Sejumlah obat telah dikaitkan dengan perkembangan skizofrenia termasuk ganja, kokain dan amphetamines. Sekitar setengah dari mereka yang menggunakan obat skizofrenia dan / atau alkohol berlebihan. Peran ganja bisa kausal, tetapi obat lain hanya dapat digunakan sebagai coping mekanisme untuk menangani depresi, kecemasan, kebosanan, dan kesepian.

Ganja dikaitkan dengan peningkatan dosis tergantung pada risiko mengembangkan gangguan psikotik digunakan. Sering telah ditemukan untuk melipatgandakan risiko psikosis dan skizofrenia Beberapa penelitian telah namun. Mempertanyakan kausalitas link ini. amfetamin, kokain, dan alkohol tingkat lebih rendah, dapat mengakibatkan psikosis yang menyajikan sangat mirip dengan skizofrenia.

Sebelum melahirkan
Faktor-faktor seperti hipoksia dan infeksi, atau stres dan kekurangan gizi pada ibu selama perkembangan janin, dapat mengakibatkan sedikit peningkatan risiko skizofrenia di kemudian hari. Orang yang didiagnosis skizofrenia lebih mungkin telah lahir pada musim dingin atau. musim semi (setidaknya di belahan bumi utara), yang mungkin akibat dari peningkatan tingkat eksposur virus di dalam rahim.
Diatas telah dijelaskan beberapa penyebab skizopren.

Mekanisme-mekanisme skizofrenia
Sejumlah upaya telah dilakukan untuk menjelaskan hubungan antara fungsi otak diubah dan skizofrenia. Salah satu yang paling umum adalah hipotesis dopamin, yang atribut psikosis untuk interpretasi yang salah pikiran tentang tembak neuron dopaminergik
Psikologis
Banyak mekanisme psikologis telah terlibat dalam pengembangan dan pemeliharaan skizofrenia. bias kognitif telah diidentifikasi pada mereka dengan diagnosis atau mereka yang berisiko, terutama ketika sedang stres atau dalam situasi membingungkan. Beberapa fitur mungkin mencerminkan defisit kognitif neurokognitif global seperti kehilangan memori, sementara yang lain mungkin terkait dengan isu-isu tertentu dan pengalaman
Meskipun penampilan umum dari "tumpul mempengaruhi", temuan baru menunjukkan bahwa banyak individu didiagnosis dengan skizofrenia secara emosional responsif, terutama terhadap rangsangan stres atau negatif, dan bahwa sensitivitas tersebut dapat menyebabkan kerentanan terhadap gejala atau terhadap gangguan.
Beberapa bukti menunjukkan bahwa konten keyakinan delusi dan pengalaman psikotik dapat mencerminkan menyebabkan gangguan emosional, dan bahwa bagaimana seseorang menafsirkan pengalaman semacam itu dapat mempengaruhi simtomatologi [39] [40] [41] Penggunaan "perilaku keselamatan" untuk menghindari. ancaman membayangkan bisa berkontribusi pada kronisitas delusi. Bukti lebih lanjut untuk peran mekanisme psikologis. berasal dari efek psychotherapies tentang gejala skizofrenia.

Kriteria
ICD-10 kriteria yang biasanya digunakan di negara-negara Eropa, sedangkan DSM-IV-TR kriteria yang digunakan di Amerika Serikat dan seluruh dunia, dan yang berlaku dalam studi penelitian. ICD-10 kriteria yang lebih menekankan pada gejala pertama-peringkat Schneiderian. Dalam prakteknya, perjanjian antara kedua sistem yang tinggi.
Menurut keempat edisi revisi Manual Diagnostik dan Statistik Mental Disorders (DSM-IV-TR), untuk dapat didiagnosis dengan skizofrenia, tiga kriteria diagnostik harus dipenuhi:

1. Gejala Karakteristik: Dua atau lebih dari berikut ini, masing-masing hadir untuk banyak waktu selama periode satu bulan (atau kurang, jika gejala dikirimkan dengan pengobatan).
*Delusions
*Halusinasi
*Berantakan pidato, yang merupakan manifestasi dari gangguan pemikiran formal
*Terlalu perilaku tidak teratur (misalnya dressing tidak tepat, sering menangis) atau
perilaku katatonik
*Gejala negatif: tumpul mempengaruhi (kekurangan atau penurunan respons emosional),
alogia (kekurangan atau penurunan dalam pidato), atau avolition (kurang atau penurunan
motivasi)

Jika delusi yang dinilai aneh, atau halusinasi terdiri dari mendengar satu suara berpartisipasi dalam komentar menjalankan tindakan pasien atau mendengar dua atau lebih suara bercakap-cakap dengan satu sama lain, hanya yang diperlukan gejala di atas. Kriteria disorganisasi bicara hanya bertemu jika cukup parah secara substansial mengganggu komunikasi.

2. Sosial atau disfungsi pekerjaan: Untuk sebagian besar waktu sejak awal gangguan, satu atau wilayah utama lebih berfungsi seperti pekerjaan, hubungan interpersonal, atau perawatan diri, adalah nyata di bawah tingkat yang dicapai sebelum awal.

3. Signifikan durasi: tanda-tanda gangguan berlangsung terus menerus selama minimal enam bulan. Periode enam bulan harus menyertakan setidaknya satu bulan gejala (atau kurang, jika gejala dikirimkan dengan pengobatan).

Jika tanda-tanda gangguan yang hadir selama lebih dari satu bulan tapi kurang dari enam bulan, diagnosis gangguan schizophreniform diterapkan Gejala psikotik yang berlangsung kurang dari sebulan. Dapat didiagnosis sebagai gangguan psikotik singkat, dan berbagai kondisi dapat digolongkan sebagai gangguan psikotik tidak disebutkan secara spesifik. Skizofrenia tidak dapat didiagnosis jika gejala gangguan mood substansial hadir (meskipun gangguan schizoaffective dapat didiagnosis), atau jika gejala gangguan perkembangan meluas hadir kecuali delusi menonjol atau halusinasi juga ada, atau jika gejala adalah hasil fisiologis langsung dari umum kondisi medis atau substansi, seperti penyalahgunaan obat.

Pencegahan
Bukti efektivitas intervensi awal tidak meyakinkan. Meskipun ada beberapa bukti bahwa intervensi dini pada mereka dengan episode psikotik dapat memperbaiki hasil jangka pendek, ada sedikit manfaat dari tindakan-tindakan setelah lima tahun.. Mencoba untuk mencegah skizofrenia dalam fase prodrome adalah manfaat pasti dan karena itu pada tahun 2009 tidak direkomendasikan. Pencegahan adalah sulit karena tidak ada penanda yang dapat diandalkan untuk pengembangan selanjutnya dari penyakit.

Perlakuan utama skizofrenia adalah obat antipsikotik, seringkali dalam kombinasi dengan dukungan psikologis dan sosial. Rawat Inap dapat terjadi untuk episode parah baik secara sukarela atau (jika undang-undang kesehatan mental memungkinkan itu) tanpa sengaja. Rawat inap jangka panjang jarang terjadi sejak awal deinstitutionalization pada 1950-an, meskipun masih sering terjadi layanan dukungan Masyarakat termasuk Drop In Center, kunjungan oleh anggota tim kesehatan mental masyarakat, didukung kerja dan. kelompok dukungan yang umum . Beberapa bukti menunjukkan bahwa olahraga teratur memiliki efek positif pada kesehatan fisik dan mental mereka yang schizophren.

Obat
Baris pertama perawatan psikiatris untuk skizofrenia adalah obat antipsikotik, yang dapat mengurangi gejala positif psikosis dalam waktu sekitar 7-14 hari. Antipsikotik namun gagal untuk secara signifikan memperbaiki gejala negatif dan disfungsi kognitif.

Pilihan yang antipsikotik untuk digunakan didasarkan pada manfaat, risiko, dan biaya. Hal ini diperdebatkan apakah sebagai antipsikotik tipikal atau atipikal kelas lebih baik [68]. Keduanya telah sama drop-out dan tingkat gejala relaps saat typicals adalah digunakan pada dosis sedang rendah untuk. Ada respon yang baik di 40-50%, respon parsial dalam 30-40%, dan resistensi pengobatan. (gejala kegagalan untuk merespon memuaskan setelah enam minggu untuk dua dari tiga antipsikotik yang berbeda) dalam 20% dari orang. Clozapine adalah pengobatan yang efektif bagi mereka yang memiliki respon yang buruk terhadap obat lain, tetapi memiliki efek samping yang berpotensi serius agranulositosis (menurunkan jumlah sel darah putih)
Sehubungan dengan efek samping antipsikotik khas yang berhubungan dengan tingkat yang lebih tinggi efek samping ekstrapiramidal sementara atypicals berhubungan dengan penambahan berat badan yang cukup besar, diabetes dan risiko sindrom metabolik. Sementara atypicals memiliki efek samping yang lebih sedikit ekstrapiramidal perbedaan ini sederhana. Beberapa atypicals seperti quetiapine dan risperidone yang terkait dengan risiko kematian yang lebih tinggi dibandingkan dengan perphenazine atipikal, sementara clozapine dikaitkan dengan risiko terendah kematian. Masih belum jelas apakah antipsikotik baru mengurangi kemungkinan mengembangkan neuroleptik ganas sindrom, gangguan neurologis yang jarang namun serius.

Bagi orang yang tidak mau atau tidak minum obat teratur, persiapan long-acting depot dari antipsikotik dapat digunakan untuk mencapai control. Ketika digunakan dalam kombinasi dengan intervensi psikososial mereka dapat meningkatkan kepatuhan jangka panjang terhadap pengobatan..

Psikososial
Sejumlah intervensi psikososial mungkin bermanfaat dalam pengobatan skizofrenia termasuk: terapi keluarga, pengobatan masyarakat tegas, kerja didukung, pelatihan keterampilan, terapi perilaku kognitif (CBT), intervensi ekonomi token, dan intervensi psikososial untuk penggunaan narkoba dan berat manajemen terapi keluarga atau pendidikan, yang membahas sistem seluruh keluarga dari seorang individu, dapat mengurangi kambuh dan rawat inap. Bukti untuk efektivitas CBT di baik mengurangi gejala atau mencegah kambuh. sangat minim. Manfaat seni atau terapi drama saat ini tidak diketahui.

Prognosa
Skizofrenia memiliki biaya manusia dan ekonomi yang besar.Ini menghasilkan penurunan harapan hidup 12-15 tahun, terutama karena hubungannya dengan obesitas, gaya hidup menetap, dan merokok, dengan tingkat peningkatan bunuh diri memainkan peran yang lebih rendah.. Perbedaan harapan hidup meningkat antara tahun 1970-an dan 1990-an, dan antara tahun 1990 dan dekade pertama abad ke-21 tidak berubah secara substansial dalam sistem kesehatan dengan akses terbuka untuk perawatan (Finlandia). Skizofrenia merupakan penyebab utama kecacatan, dengan psikosis aktif digolongkan sebagai kondisi ketiga paling mematikan setelah quadriplegia dan demensia dan depan paraplegia dan kebutaan. Sekitar tiga-perempat orang dengan skizofrenia memiliki cacat yang sedang berlangsung dengan kambuh. Beberapa orang sembuh sepenuhnya dan lainnya berfungsi dengan baik dalam masyarakat [83] Kebanyakan orang dengan skizofrenia hidup. independen dengan dukungan masyarakat. [2] Pada orang dengan psikosis episode pertama hasil jangka panjang yang baik terjadi pada 42%, perantara hasil di 35% dan hasil yang buruk di 27% Hasil untuk skizofrenia muncul. yang lebih baik dalam pengembangan daripada negara maju. Namun kesimpulan ini telah dipertanyakan.
Ada lebih tinggi daripada rata-rata bunuh diri yang terkait dengan skizofrenia. Ini telah dikutip sebesar 10%, tapi analisis yang lebih baru-baru ini studi dan statistik merevisi estimasi untuk 4,9%, paling sering terjadi pada periode berikutnya awal atau masuk rumah sakit pertama. Upaya Beberapa kali lebih banyak (20 sampai 40%) bunuh diri. Ada berbagai faktor risiko, termasuk jenis kelamin laki-laki, depresi, dan kecerdasan intelektual yang tinggi.

sumber: http://en.wikipedia.org/wiki/Schizophrenia

Selasa, 20 Maret 2012

Kesehatan Mental

Istilah Kesehatan Mental diambil dari konsep mental hygiene, kata mental berasal dari bahasa Yunani yang berarti Kejiwaan. Kata mental memilki persamaan makna dengan kata Psyhe yang berasal dari bahasa latin yang berarti Psikis atau Jiwa, jadi dapat diambil kesimpulan bahwa mental hygiene berarti mental yang sehat atau kesehatan mental.
Kesehatan mental adalah terhindarnya seseorang dari keluhan dan gangguan mental baik berupa neurosis maupun psikosis (penyesuaian diri terhadap lingkungan sosial).

Mental hygiene merujuk pada pengembangan dan aplikasi seperangkat prinsip-prinsip praktis yang diarahkan kepada pencapaian dan pemeliharaan unsur psikologis dan Pencegahan dari kemungkinan timbulanya kerusakan mental atau malajudjusment. Kesehatan mental terkait dengan (1) bagaimana kita memikirkan, merasakan menjalani kehidupan sehari-hari; (2) bagaimana kita memandang diri sendiri dan sendiri dan orang lain; dan (3) bagaimana kita mengevaluasi berbagai alternatif dan mengambil keputusan. Seperti halnya kesehatan fisik, kesehatan mental sangat penting bagi setiap fase kehidupan. kesehatan mental meliputi upaya-upaya mengatasi stres, berhubungan dengan orang lain, dan mengambil keputusan.
Kesehatan mental tertentang dari yang baik sampai dengan yang buruk, dan setiap orang akan mengalaminya. tidak sedikit orang, pada waktu-waktu tertentu mengalami masalah-masalah kesehatan mental selama rentang kehidupannya. Fungsi-fungsi jiwa seperti pikiran, perasaan, sikap, pandangan dan keyakinan hidup, harus dapat saling membantu dan bekerjasama satu sama lain sehingga dapat dikatakan adanya keharmonisan yang menjauhkan orang dari perasaan ragu dan terhindar dari kegelisahan dan pertentangan batin (konflik).
Hadfield : ”upaya memeliharaan mental yang sehat dan mencegah agar mentak tidak sakit”.
Alexander Schneiders : ”suatu seni yang praktis dalam mengembangkan dan menggunakan prinsip-prinsip yang berhubungan dengan kesehatan mental dan penyesuaian diri, serta pencegahan dari gangguan-gangguan psikologis”.
Carl Witherington : ”ilmu pemeliharaan kesehatan mental atau sistem tentang prinsip, metode, dan teknik dalam mengembangkan mental yang sehat”.
KARAKTERISTIK MENTAL YANG SEHAT
1. Terhindar dari Gangguan Jiwa
Zakiyah Daradjat (1975) mengemukakan perbedaan antara gangguan jiwa (neurose) dengan penyakit jiwa (psikose), yaitu:
Neurose masih mengetahui dan merasakan kesukarannya, sebaliknya yang kena psikose tidak.
Neurose kepribadiannya tidak jauh dari realitas dan masih hidup dalam alam kenyataan pada umumnya. sedangkan yang kena psikose kepribadiaannya dari segala segi (tanggapan, perasaan/emosi, dan dorongan-dorongan) sangat terganggu, tidak ada integritas, dan ia hidup jauh dari alam kenyataan.
2. Dapat menyesuaikan diri
Penyesuaian diri (self adjustment) merupakan proses untuk memperoleh/ memenuhi kebutuhan (needs satisfaction), dan mengatasi stres, konflik, frustasi, serta masalah-masalah tertentu dengan cara-cara tertentu. Seseorang dapat dikatakan memiliki penyesuaian diri yang normal apabila dia mampu memenuhi kebutuhan dan mengatasi masalahnya secara wajar, tidak merugikan diri sendiri dan lingkungannya, serta sesuai denagn norma agama.
3. Memanfaatkan potensi semaksimal mungkin
Individu yang sehat mentalnya adalah yang mampu memanfaatkan potensi yang dimilikinya, dalam kegiatan-kegiatan yang positif dan konstruktif bagi pengembangan kualitas dirinya. pemanfaatan itu seperti dalam kegiatan-kegiatan belajar (dirumah, sekolah atau dilingkungan masyarakat), bekerja, berorganisasi, pengembangan hobi, dan berolahraga.
4. Tercapai kebahagiaan pribadi dan orang lain
Orang yang sehat mentalnya menampilkan perilaku atau respon-responnya terhadap situasi dalam memenuhi kebutuhannya, memberikan dampak yang positif bagi dirinya dan atau orang lain. dia mempunyai prinsip bahwa tidak mengorbankan hak orang lain demi kepentingan dirnya sendiri di atas kerugian orang lain. Segala aktivitasnya di tujukan untuk mencapai kebahagiaan bersama.
Karakteristik pribadi yang sehat mentalnya juga dijelaskan pada tabel sebagai berikut (Syamsu Yusuf LN ; 1987).

Uraian diatas, menunjukan ciri-ciri mental yang sehat, sedangkan yang tidak sehat cirinya sebagai berikut :
Perasaan tidak nyaman (inadequacy)
Perasaan tidak aman (insecurity)
Kurang memiliki rasa percaya diri (self-confidence)
Kurang memahami diri (self-understanding)
Kurang mendapat kepuasan dalam berhubungan sosial
Ketidakmatangan emosi
Kepribadiannya terganggu
Mengalami patologi dalam struktur sistem syaraf (thorpe, dalam schneiders, 1964;61).

sumber: http://www.psychologymania.com/2011/03/pengertian-dan-karakteristik-kesehatan.html