Senin, 01 April 2013

Person Centered Therapy


Terapi yang berpusat pada klien (client-centered) sering pula disebut sebagai terapi teori diri (self theory), terapi non-direktif, dan terapi Rogerian. Carl R. Roger dipandang sebagai pelopor dan tokoh terapi ini. Menurut Roger konseling dan psikoterapi tidak mempunyai perbedaan.
Ada beberapa konsep-konsep kepribadian yang dikemukakan Rogers, yaitu:
1. Pengalaman, yakni alam subjektif dari individual, di mana hanya indidivu spesifik yang benar-benar memahami alam subjektif dirinya sendiri;
2. Realitas, yaitu persepsi individual terhadap lingkungan sekitarnya yang subjektif, di mana perubahan terhadap persepsi akan memengaruhi pandangan individu terhadap dirinya;
3. Kecenderungan individu untuk bereaksi sebagai keseluruhan yang beraturan (organized whole), di mana individu cenderung bereaksi terhadap apa yang penting bagi mereka (skala prioritas);
4. Kecenderungan individu untuk melakukan aktualisasi, di mana individu pada dasarnya memiliki kecenderungan untuk menunjukkan potensi diri mereka, bahkan meskipun apa yang mereka lakukan (dan pikirkan) irasional;
5. Kerangka acuan internal yakni bagaimana individu memandang dunia dengan cara unik mereka sendiri;
6. Self atau diri, yakni bagaimana individu memandang secara keseluruhan hubungan  aku (I) dan diriku (me), dan bagaimana hubungan keduanya dengan lingkungan;
7. Simbolisasi, di mana individu menjadi sadar dengan pengalamannya, dan simbolisasi itu seringkali muncul secara konsisten dengan konsep diri;
8. Penyesuaian psikologis, di mana keberadaan congruence antara konsep diri dan persepsi individu akan menjadikan individu dapat melakukan penyesuaian psikologis (dan sebaliknya);
9. Proses penilaian organis, di mana individu membuat penilaian pribadi berdasarkan nilai yang dianutnya; dan
10. Orang yang berfungsi sepenuhnya, di mana orang-orang seperti ini adalah mereka yang mampu merasakan pengalamannya, terbuka terhadap pengalaman, dan tidak takut akan apa yang mereka sedang dan mungkin alami.
Proses Terapi
Menurut Roger agar klien dapat mengadakan respon maka 6 syarat dan peranan yang harus dipenuhi terapis adalah sebagai berikut :
-        Terapis menghargai tanggung jawab pasien terhadap tingkah lakunya sendiri
-        Terapis mengakui bahwa pasien dalam dirinya sendiri memiliki dorongan yang kuat untuk menggerakkan dirinya kearah kematangan serta independensi, dan terapis menggunakan kekuatan ini dan bukan usaha-usahanya sendiri
-        Menciptakan suasana yang hangat dan memberikan kebebasan yang penuh dimana pasien dapat mengungkapkan atau juga tidak mengungkapkan apa saja yang diinginkannya
-        Membatasi tingkah laku tetapi bukan sikap
-        Terapis membatasi keinginannya untuk menunjukan pemahaman dan penerimaannya terhadap emosi yang sedang di ungkapkan pasien yang mungkin dilakukannya dengan memantulkan kembali dan menjelaskan perasaan-perasaan pasien
-        Terapis tidak boleh bertanya, menyelidiki, menyalahkan, menafsirkan, menasihatkan, mengajarkan, membujuk, dan meyakinkan kembali.

Proses terapi (teknik terapi)
Konsep-konsep struktural seperti organisme dan self berdasarkan teori Rogers menjadi jelas ketika dia berbicara mengenai keselarasan dan ketidakselarasan antara “self” bagaimana dipersepsikan dan pengalaman aktual organisme. Apabila pengalaman-pengalaman yang dilambangkan menyebabkan “self” mencerminkan pengalaman-pengalaman organisme, maka orang itu dikatakan menyesuaikan diri, matang, dan berfungsi sepenuhnya. Orang itu menerima seluruh pengalaman organisme tanpa ancaman atau kecemasan, dia mampu berfikir secara realistik.
Ketidakselarasan antara self dan organisme menyebabkan individu merasa terancam dan cemas. Dia berprilaku defensif, pikirannya mengerut, dan tegar. Ketidakselarasan atau disosiasi merupakan suatu masalah yang terus menerus ditemukan oleh orang-orang yang mempelajari dinamika tingkah laku manusia.
Teori belakangan ini tidak berbicara mengenai teknih-teknik nondirektif yang sering dibicarakan dalam literatur terdahulu. Dalam menemukan cara-cara untuk melakukan orientasi dasar terapis terhadap klien, tulisan-tulisan awal menekankan teknik, seperti menyusun wawancara, diam, menerima, dan merefleksikan perasaan-perasaan serta tidak mengadakan respon terhadap isi intelektual. Teknik-teknik terapi lama kelamaan kurang menekankan sikap-sikap yang memudahkan hubungan pribadi. Beberapa terapis dengan pemahaman yang dangkal terhadap client-centered therapy tidak memahami perubahan penekanan ini. Seringkali mereka menggunakan apa yang disebut teknik-teknik nondirektif untuk menggunakan apa yang disebut teknik-teknik nondirektif untuk menggunakan sikap-sikap yang sangat berbeda dari apa yang dianjurkan oleh teori. Tetapi terapis person-centered masih menggunakan beberapa teknik (refleksi perasaan-peraaan yang dialami pasien), tetapi dia tidak merasa terikat oleh teknik-teknik tersebut dan dia juga tidak menggunakan teknik-teknik tersebut secara terencana dan hati-hati pada waktu melaksanakan wawancara.
Tujuan terapi
Tujuan terapi adalah menciptakan suasana yang kondusif bagi klien untuk mengeksplorasi diri sehingga dapat mengenal hambatan pertumbuhannya dan dapat mengalami aspek dari sebelumnya terganggu.



Referensi :
Surya, Prof. DR. H. Mohamad. (2003). Teori-teori Konseling. Bandung: Pustaka Bani Quraisy.
Semiun. Yustinus, OFM. 2006. Kesehatan mental 3. Yogyakarta : Kanisius
Gunarsa. Singgih. 2004. Dari anak sampai usia lanjut. Jakarta : BPK

Tidak ada komentar:

Posting Komentar